Gerhana Matahari total diprediksi akan terjadi pada tanggal 9 Maret 2016. Itu artinya, tinggal hitungan hari lagi hari itu akan datang. Sebagai seorang muslim, kira-kira apa yang sudah Anda siapkan untuk menyambut fenomena langka tersebut? Apakah Anda hanya sibuk memperhatikan dan mengabadikannya saja? Atau Anda sudah menyiapkan piranti ibadah guna melaksanakan amalan yang disunnahkan ketika munculnya gerhana?
Sebagai seorang muslim, Anda tidak perlu bingung, apalagi melakukan hal-hal yang tidak ada tuntunannya, karena Rasulullah Shalallahu álaihi wasallam sudah memberikan tuntunan berupa ibadah yang bisa kita amalkan ketika terjadi gerhana, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan. Apa sajakah itu? Simak informasi yang berjudul Lima Pesan Nabi Saat Terjadi Gerhana Matahari Total, berikut ini :
1. Perbanyak dzikir, takbir, istighfar dan amalan lainnya
Saat terjadi gerhana matahari total, jangan sibukkan diri Anda dengan mengamati apalagi mengabadikannya saja, karena Rasulullah sudah memberi tuntunan agar kita memperbanyak dzikir, istighfar, takbir maupun alaman lainnya.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Al Bukhari)
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Al Bukhari)
2. Mengerjakan shalat gerhana secara berjamaáh di masjid
Amalan lainnya yang bisa Anda kerjakan adalah melaksanakan shalat gerhana secara berjamaah di masjid/tanah lapang. Namun bisa juga jika Anda melaksanakannya sendiri di rumah, karena tidak ada tuntunan harus sendiri atau berjamaah.
”Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari)
”Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari)
3. Wanita diperbolehkan shalat gerhana bersama kaum pria
Bagi para wanita, tidak ada larangan jika ingin ikut mengerjakan shalat Gerhana secara berjamaah di Masjid.
Dari Asma` binti Abi Bakr, beliau berkata, “Saya mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan sholat, saya bertanya: “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhanallah (Maha Suci Allah)”. Saya bertanya: “Tanda (gerhana)?” Aisyah lalu memberikan isyarat untuk mengatakan iya.” (HR. Bukhari)
Dari Asma` binti Abi Bakr, beliau berkata, “Saya mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan sholat, saya bertanya: “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhanallah (Maha Suci Allah)”. Saya bertanya: “Tanda (gerhana)?” Aisyah lalu memberikan isyarat untuk mengatakan iya.” (HR. Bukhari)
4. Menyeru jama’ah dengan “’ash sholatu jaami’ah”, tidak ada adzan dan iqomah.
Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan, “Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.”
Hadits ini menjelaskan bahwa tidak ada perintah untuk mengumandangkan adzan dan iqomah. Jadi bisa disimpulkan bahwa adzan dan iqomah tidak ada dalam shalat gerhana.
Hadits ini menjelaskan bahwa tidak ada perintah untuk mengumandangkan adzan dan iqomah. Jadi bisa disimpulkan bahwa adzan dan iqomah tidak ada dalam shalat gerhana.
5. Berkhutbah setelah shalat gerhana
Setelah melaksanakan shalat gerhana, disunnahkah untuk berkhutbah, sebagaimana yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, Ishaq, dan beberapa sahabat lainnya. Hal ini berdasarkan dalam hadits berikut ini :
Dari Aisyah, beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri, memperpanjang ruku’, memperpanjang sujud. Kemudian seusai melaksanakan shalat gerhana, Beliau berkhotbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Nabi selanjutnya bersabda,
”Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”(HR. Bukhari)
Setelah mengetahui Lima Pesan Nabi Saat Terjadi Gerhana Matahari Total diatas, masihkah Anda bingung mau berbuat apa saat moment istimewa itu tiba? Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dari Aisyah, beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri, memperpanjang ruku’, memperpanjang sujud. Kemudian seusai melaksanakan shalat gerhana, Beliau berkhotbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Nabi selanjutnya bersabda,
”Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”(HR. Bukhari)
Setelah mengetahui Lima Pesan Nabi Saat Terjadi Gerhana Matahari Total diatas, masihkah Anda bingung mau berbuat apa saat moment istimewa itu tiba? Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.
Untuk Tata Cara Shalat Gerhana silahkan Baca link Disini
Sumber : viva.co.id
0 komentar:
Post a Comment